Kapan di Mulainya Sekolah Secara Tatap Muka Menjadi Pertanyaan

by -180 Views
Wabah Covid-19, sebabkan Sekolahan di liburkan, foto: Slamet Riyadi

Lampung Selatan – Penetapan kapan di mulai nya sekolah secara tatap muka menjadi pertanyaan para orang tua/wali murid. Proses pembelajaran saat pandemi Covid-19 telah mengubah pola pembelajaran secara jarak jauh atau daring, yang mestinya dilaksanakan secara tatap muka.

Berdasarkan hasil pantauan Lampungterkini.id, sejumlah daerah telah melakukan penutupan sekolah dan menerapkan pembelajaran daring atau jarak jauh. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisasi cepatnya penyebaran Covid-19. Kebijakan penutupan tersebut sebagai respons terhadap kebijakan dan himbauan pemerintah.

Di ketahui sistem pembelajaran daring sendri sudah berjalan selama lima bulan terakhir, ini masih perlu dilakukan evaluasi dan terus ditingkatkan. Hal ini melihat penularan virus Corona hingga saat ini masih saja di temukan gejalanya dan makin bertambah.

Menanggapi hal tersebut kapan akan di laksanakan nya kegiatan proses pembelajaran melalui tatap muka Plt, Dinas Pendidikan Lampung Selatan, Thomas Amirico mengatakan, untuk wacana melakukan pembelajaran melalui tatap muka belum ada, mengingat grafik covid-19 masih tinggi dan juga masih di temukan juga gejalanya.

“Kita masih nunggu intruksi dari pusat,” Kata Thomas, Senin (19/10/2020).

Dirinya berharap agar semua para orang tua supaya dampingi anak-anak nya dalam proses belajar daring supaya lebih maksimal.

Semetara Kordinator Wilayah 5 (Korwil) untuk Sidomulyo, Candipuro, Saptaningsih menyampaikan, mudah – mudahan pandemi ini cepat berlalu sehingga melakukan kembali sekolah secara tatap muka. Namun semuanya itu perlu ada kedisiplinan terhadap diri kita sendiri menyikapi pandemi covid-19 ini.

“Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan kapan akan dilaksanakan sekolah melalui tatap muka ya kita tetap mengikuti Keputusan Kepala Dinas Pendidikan,” Ujarnya.

Suryana sebagai tenaga didik (Tindik) berpendapat, menyikapi banyaknya hiburan yang telah berlangsung yang mengumpulkan orang banyak, dirinya merasa prihatin. Miris, tetapi mereka tanggung jawab sendiri. Kalau sekolah tanggung jawab kita, itu bedanya dan untuk menyikapi itu semua saya rasa ada pihak-pihak wewenang masing-masing.

“Sebetulnya kalau ritual saya rasa gak bisa di larang namun semacam repsepsi itu bisa lebih di tekan, namun kembali kepada diri kita masing masing menyikapi agar wabah ini bagaimana secepatnya bisa berakhir kesadaran kita,” Ucapnya.

Disisi lain orang tua, wali murid merasa jenuh dan bosan pembelajaran melalu daring tersebut, karena menurutnya sama halnya orang tua nya yang belajar serta mengerjakan soal yang masuk dari pihak sekolah dan mereka juga harus di hadapkan dengan permasalah kuota serta jaringan internet. (Slamet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.