Pelaku Pemerkosa Siswi Kelas 6 MI di Lamsel Belum Ditangkap, Polisi Kesulitan Cari Pelaku

Avatar photo
Ilustrasi: Kekerasan Seksual Terhadap Anak. (Net)

LAMPUNG SELATAN – Kasus dugaan pemerkosaan dan perdagangan orang terhadap anak dibawah umur, Mawar (bukan nama sebenarnya) usia 12 tahun siswi kelas 6 MI (SD) warga Kecamatan Candipuro yang telah dilaporkan pada Oktober 2021 lalu di Polres Lampung Selatan belum ada titik terang. Hingga kini, Polisi masih kesulitan mencari keberadaan para pelaku yang telah kabur diduga keluar Lampung.

Para terduga pelaku pemerkosaan tersebut berinisial Ha alias Mcs warga Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Ji alias Bci warga Desa Sukamaju, Kecamatan Sidomulyo dan Di warga Jemakir, Desa Rawa Selapan, Kecamatan Candipuro. Selain itu, diduga ada pelaku lain berinisial Pi dan Ma diduga menjual korban.

Diketahui, pada saat kasus pemerkosaan itu dilaporkan oleh keluarga korban, para terduga pelaku belum kabur selama satu bulan dan masih tetap berkeliaran bebas meski sudah dilaporkan. Keluarga korban merasa bingung, karena laporannya kurang mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian.

Kemudian, keluarga korban dan korban menceritakan kejadian itu kepada awak media yang saat itu mendatangi kediamannya. Sejak saat itulah ramai diberitakan, para pelaku langsung melarikan diri.

Korban Mawar (bukan nama sebenarnya) didampingi Ibunya saat ditemui di kediamannya mengatakan, sekitar satu minggu lalu ia melihat terduga pelaku wanita berinisial Pi yang sebelumnya sempat kabur sudah ada lagi di kecamatan Candipuro. Terduga pelaku Pi ini, adalah yang pertama membawa korban pergi dan diberikan ke terduga pelaku berinisial Ha alias Mcs di Sidomulyo.

“Sebelumnya, Mbak Pi ini kabur begitu ramai adanya pemberitaan itu. Tapi saya melihat dia (Pi), sudah ada lagi disini (Candipuro) belum lama ini bahkan dia berkeliaran bebas kok disini (Candipuro),”ucapnya kepada Lampungterkini.id, Senin (24/1/2022).

Menurutnya, dua kali Ia melihat terduga pelaku Pi, pertama saat diacara kuda kepang dan kedua saat di Pasar Candipuro ketika Ia diajak dengan Ibunya pergi belanja.

“Saat ketemu di Pasar Candipuro itu, Mbak Pi (pelaku) ini sempat menumburkan badannya ke badan saya ya seperti orang yang meledek itulah. Tapi setelah itu, dia (Pi) langsung pergi,”ungkapnya.

Sementara Ibu korban mengatakan, mendapat informasi Pi sudah ada lagi, lalu bapaknya ini saat itu berusaha mencari keberadaan terduga pelaku Pi tersebut untuk diserahkan ke polisi. Namun pelaku Pi ini, tidak pulang kerumah orangtuanya atau ditempat saudaranya. Sepertinya, terduga pelaku tinggalnya berpindah-pindah tempat.

“Meski ada di Candipuro dan supaya tidak diketahui keberadaannya, kemungkinan dia (Pi) numpang di rumah teman-temannya. Kami berharap, pihak kepolisian bisa segera menangkap para pelaku,”kata dia.

Sementara Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan, AKP Hendra Saputra saat dikonfirmasi terkait kasus tersebut mengatakan, hingga kini, pihaknya masih terus mencari keberadaan para teduga pelaku yang telah kabur tersebut. Para terduga pelaku tersebut, diduga kabur keluar Provinsi Lampung.

“Para terduga pelaku, masih kita cari keberadaannya. Tolong bantu juga, kalau ada informasi mengenai keberadaan pelakunya,”singkatnya melalui pesan WhatsApp kepada lampungterkini.id.

Saat disinggung bahwa salah satu terduga pelaku berinisial Pi yang sebelumnya sempat kabur dan kini sudah kembali lagi dan berada di wilayah Candipuro berdasarkan informasi dari korban dan keluarganya. AKP Hendra Saputra tidak memberikan jawaban terkait hal tersebut.

Diberitakan sebelumnya, seorang anak perempuan dibawah umur, Mawar (bukan nama sebenarnya) berusia 12 tahun dan masih duduk dibangku sekolah kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau SD, warga Kecamatan Candipuro menjadi korban pemerkosaan. Aksi bejat itu, diduga dilakukan tiga orang pria dewasa secara bergilir di lokasi berbeda.

Kepada Lampungterkini.id, korban Mawar (bukan nama sebenarnya) menceritakan, Minggu malam (10/10/2021) lalu sekitar pukul 20.00 WIB, ia diajak pergi jalan sama seorang wanita berinisial Pi masih tetangga korban dengan mengendarai sepeda motor di angkringan yang ada di Kecamatan Candipuro. Taklama kemudian, ia diajak pergi jalan lagi oleh Pi ke tempat wisata kuliner di Kecamatan Sidomulyo.

“Begitu di tempat wisata kuliner di lapangan Sidomulyo, saya diajak pergi lagi sama mbak Pi ini katanya nonton orgen tunggal di Pantai Senja Kalianda,”kata Mawar di kediamannya didampingi ayahnya, Rabu (24/11/2021).

Malam itu Ia minta untuk diantarkan pulang, tapi sama mbak Pi ini ia disuruh naik mobil sama laki-laki yang dipanggil Ha atau Mcs. Sementara Mbak Pi naik sepeda motor berboncengan sama laki-laki yang dipanggil Ji alias Bci. Dari tempat kuliner di Sidomulyo itulah, ia pisah dengan Pi tersebut.

Begitu sampai di pantai itu, kata Mawar, ia merasa takut dan minta untuk diantarkan pulang lagi. Malam itu Ia diberi minuman ringan dengan Ha atau Mcs, setelah meminum minuman ringan itu dan masuk ke dalam mobil saat itulah Ia tidak sadarkan diri lagi.

“Saya sadarnya itu paginya, dan sudah berada dalam kamar. Begitu saya lihat, diatas kasur ada bercak darah dan di celana dalam saya juga ada bercak darahnya. Pada saat saya mau buang air kecil, kemaluan saya terasa sakit,”Ucap Mawar sembari menangis menceritakan kejadian yang menimpanya.

Kemudian, Ia dibawa dengan laki-laki bernama Ji alias Bci dan satu laki-laki lagi yang tidak diketahui namanya mengendarai sepeda motor boncengan bertiga ke tempat kosan seorang wanita dipanggil Ma di daerah Kalianda.

“Hampir satu minggu saya di kostan Mbak Ma ini, saya bingung harus berbuat apa dan kata Mbak Ma ini saya suruh diam saja ditempat kostannya itu,”ungkapnya.

Setelah itu, lanjut Mawar, dari tempat kostan mbak Ma ini, ia dijemput pria lain lagi berinisial Di lalu dibawa pergi ke rumah Di daerah Jemakir, Desa Rawa Selapan, Kecamatan Candipuro. Di rumah itu, Ia gagahi lagi oleh Di. Meski sudah berontak dan melawan, tapi Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena kalah tenaga.

“Saya sempat melawan dan menendang Di ini, bahkan saya juga sempat teriak minta tolong. Tapi tidak ada yang membantu, padahal di rumah itu ada Ibunya Di ini tapi diam saja dan Di pun menggagahi saya satu kali,”bebernya.

Pasca kejadian pemerkosaan itu, selama empat hari korban Mawar merasakan sakit dikemaluannya begitu juga dengan perutnya.

“Empat hari saya merasakan sakit yang teramat dari kejadian itu,”jelasnya.

Mawar Ditemukan di Rumah Pelaku Di

US (60), ayah korban mengatakan, saat malam itu putrinya tidak pulang ke rumah, ia kebingungan mencari keberadaannya dan sempat menanyakan ke beberapa teman-teman sekolah putrinya itutapi tidak bertemu. Karena sudah dua hari dua malam mencari tidak ketemu, Ia mengadukan masalah itu ke Kepala Desanya.

“Saya mengadukan masalah ini ke Pak Kades, kalau anak perempuan saya hilang dan belum ditemukan dan saya sudah cari keman-kemana saat itu tapi belum ketemu,”kata US kepada Lampungterkini.id

Kemudian, Ia mendapat informasi kalau putrinya yang tengah dicarinya itu katanya berada di rumah salah satu terduga pelaku Ji alias Bci di Desa Sukamaju, Kecamatan Sidomulyo. Saat itu juga Ia langsung menuju ke rumah tersebut, tapi rumah itu sudah dalam keadaan kosong.

Keesokan harinya, Ia mendapat informasi lagi kalau putrinya berada di kostan di Kalianda tepatnya di belakang GOR Way Handak. Saat itu juga ia menuju ke tempat tersebut, lagi-lagi putrinya tidak ada. Tapi di dalam kosan itu, ada dua orang wanita dan satu orang laki-laki. Satu wanita itu berinisial Ma, satunya lagi tidak tahu namanya dan satu orang laki-laki berinisial Ml.

“Saat itu saya tanya ke mereka tahu apa tidak keberadaan anak saya, tadinya mereka ini tidak mengaku. Begitu saya katakan mau melaporkan ke polisi, barulah mereka mengaku kalau anak saya dibawa sama laki-laki berinisial Di ke daerah Jemakir, Desa Rawa Selapan,”ungkapnya.

Begitu mendapat informasi dari mereka, lanjut US, saat itu juga ia langsung pergi menuju ke Desa Rawa Selapan untuk mencari keberadaan rumah Dani. Saat mendatangi rumah Dani, Ia minta bantuan dengan pamong desa setempat serta ketua pemuda setempat.

“Begitu saya didatangi, ternyata benar anak saya Mawar (bukan nama sebenarnya) ini, ada di dalam rumah itu dan didalam rumah itu ada ibunya pelaku Di ini,”jelasnya.

Pada saat ia baru saja bertemu dengan anaknya, kata US, taklama kemudian tiba-tiba datang anggota dari Polsek Candipuro berinisial En ke rumah terduga pelaku Di. Anggota polisi ini, menanyakan kepada putrinya. Padahal, Ia sendiri belum menanyakan mengenai kejadian sebenarnya menimpa putrinya.

“Saya juga nggak tahu, kok tiba-tiba anggota polisi pak En ini datang dan langsung menanyakan ke anak saya, ‘Kamu sudah digagahi belum sama Di, lalu anak saya menjawab sudah sekali dan sama pelaku lainnya juga’ kata putri saya saat itu,”kata dia.

Setelah itu, anak perempuannya dibawa pergi sama anggota polisi tersebut. Ia mengira, putrinya dibawa ke Polsek Candipuro untuk dimintai keterangan. Ternyata tidak, Ia mendapat informasi kalau putrinya ini dibawa ke Kantor Desa Titiwangi.

“Di kantor desa itu, katanya mau di Rembuk Pekon dengan pelaku Di dan orangtuanya. Saya jadi bingung kenapa seperti ini, karena putri saya ini sudah digagahi dan harus diproses hukum pelakunya,”bebernya.

Korban Mawar menimpali, setelah dari Kantor Desa itu, Ia dibawa sama anggota polisi Polsek Candipuro ke Puskesmas Candipuro dan ia diberi obat oleh petugas Puskesmas tersebut.

“Tapi saya tidak tahu om obat yang diberikan ke saya itu obat apa, dan obat itu ya saya bawa saja,”kata Mawar.

Melaporkan ke Polisi

Tidak terima atas kejadian yang menimpa putrinya tersebut, Untung bersama putrinya yang jadi korban pemerkosaan melaporkan kasus tersebut ke Polres Lampung Selatan dan diterima di bagian Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak), Senin (18/10/2021) lalu. Laporan itu tertuang dalam laporan polisi nomor : LP/B-1022/X/2021/SPKT/Sek CDP/Polres Lamsel/Polda Lampung tanggal 18 Oktober 2021.

“Saya sudah melaporkan kasus pemerkosaan itu ke Polres Lamsel. Sebelum membuat laporan, anak saya dilakukan visum terlebih dulu di RSUD Bob Bazar Kalianda didampingi saya dan dua anggota polisi,”kata US.

US mengatakan, meski sudah dilaporkan dan berjalan satu bulan, belum ada tindak lanjut dari Polres Lampung Selatan terhadap kasus pemerkosaan yang menimpa putrinya dan pelaku belum ditangkap.

“Saya berharap, para pelakunya segera ditangkap dan diproses sesuai hukum berlaku,”ungkapnya.

Selain jadi korban perkosaan, US menduga kalau putrinya tersebut diduga menjadi korban perdagangan orang yang dilakukan oleh para pelaku tersebut.

“Ya kalau dari perjalan kejadian yang dialami putri saya ini, jangan-jangan putri saya ini sudah dijual sama mereka (pelaku) sebelum digagahi,”ucapnya.

US menambahkan, akibat dari kejadian ini, juga berdampak dengan sekolah putrinya. Tanpa alasan yang jelas, pihak sekolah mengeluarkan putrinya padahal sebentar lagi mau menghadapi ujian.

“Karena untuk keperluan visum dan laporan ke Polres, saya menemui kepala sekolahnya mau pinjam raport untuk di photo copy. Pihak sekolah langsung memutuskan, kalau anak saya sudah dikeluarkan dari sekolah,”ujarnya.

Menurutnya, sudah hampir satu bulan ini tidak sekolah lagi. Ia berharap, ada pertimbangan dari pihak sekolah sebelum mengeluarkan putrinya dari sekolahnya tersebut agar putrinya bisa ikut ujian dan lulus sekolah dulu.

“Saya bingung dan tidak mengerti, padahal putri saya ini kan korban bukan pelaku dan mencemarkan nama sekolah tapi kenapa dikeluarkan dari sekolahnya,”pungkasnya.

Sementara Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan, AKP Hendra Saputra saat dikonfirmasi terkait laporan kasus dugaan pemerkosaan korban dibawah umur warga Kecamatan Candipuro membenarkannya.

“Ya benar, kasus tersebut sudah naik ke sidik. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, para pelaku tersebut dapat segera kita amankan,”ujarnya melalui pesan WhatsApp kepada Lampungterkini.id (Heri/Andy/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *