LAMPUNGTERKINI.ID-Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) 24.354.124 di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) disinyalir tempat pengecoran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar dan Pertalite, Minggu (28/7/2024).
Diketahui, SPBU yang berada di Desa Sidomulyo tersebut kerap dijadikan tempat para pengecor BBM bersubsidi meraup keuntungan besar untuk memenuhi pundi-pundi pribadi para pendulang dan penimbun minyak bersubsidi.
Salah satu warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan bahwa dugaan pengecoran BBM bersubsidi di SPBU sudah bukan rahasia umum lagi.
“Sudah berulang kali diberitakan oleh para awak media bahwa di SPBU itu dijadikan tempat pengecoran BBM bersubsidi bagi para pengecor/penimbun,”ujarnya, Sabtu (27/7/2024).

Biasanya, lanjut dia, BBM bersubsidi yang biasa di cor di SPBU tersebut jenis Pertalite dan Solar.
“Kalau BBM jenis Solar biasanya di cor dari SPBU tersebut menggunakan mobil jenis, Truck, Fuso dan Pic’Up L300 (mobil roda empat bak terbuka/bak untuk muatan),”tuturnya.
Ditambahkannya, mobil pengecor tersebut biasanya tengki (tempat penampungan minyak di kendaraan) itu sudah di modifikasi (dirubah bentuk dari standar menjadi lebih besar kapasitas isinya).
“Dugaan, tengkinya kendaraan pengecor BBM bersubsidi ada yang sudah dirubah bentuknya jadi lebih besar, jadi banyak kapasitas tengkinya untuk menampung solar,”tukasnya.
Lebih parahnya lagi, kata dia, ada juga mobil pengangkut Solar yang menggunakan tengki tambahkan yang diletakkan di bak belakang mobilnya.
“Tengki itu di tarok di belakang bak mobil (bak angkutan) bentuknya berupa tengki besar penampungan dari besi yang sengaja di rakit untuk menampung Solar berkapasitas setengah ton (500 liter), jadi mobil pengecor dobel tengki (bawaan dan rakitan),”pungkasnya.
Tengki rakitan itu, sambung dia, ditutupi terpal supaya tidak di ketahui oleh para pengendara lain bahwa mobil itu sedang mengecor solar di SPBU tersebut.
“Tengki rakitan khusus untuk penampungan Solar yang ditarok dibak belakang ditutupi terpal,” cetusnya.
Sistem pembelian BBM bersubsidi jenis solar oleh kendaraan pengecor menggunakan barkode sama seperti mobil/kendaraan lain.
“Bedanya, para pengecor ini menggunakan barkode orang lain, sehingga mereka bisa bolak balik mengecor solar sampai stok solar di SPBU tersebut habis/tutup,”ujarnya.
Sementara, kata dia, untuk waktu / jam pengecoran Solar biasanya di mulai pada siang, sore sampai malam hari.
“Pengecoran solar biasanya jam 1 siang, kadang jam 3 dan 5 sore sampai malam, SPBU tutup jam 8 malam,”ujarnya.

Senada, salah satu warga sekitar SPBU juga berharap agar pihak yang berwenang bisa untuk cek dan survey ke SPBU di Desa Sidomulyo agar keluhan warga dapat didengarkan dan dapat menghentikan aktivitas pengecoran BBM bersubsidi.
“Cek SPBU, agar tindakan pengecoran BBM bersubsidi bisa dihentikan, karena merugikan masyarakat,”pintanya.
Sementara pengawas SPBU di Sidomulyo, Diah saat di konfirmasi via WhatsApp, Pewarta menanyakan dugaan pengecoran BBM bersubsidi ditempatnya bekerja tidak merespon/tidak menjawab, statusnya WA handphonenya aktif.
Sama dengan pengawas, bos SPBU, Gery saat dikonfirmasi Pewarta via WhatsApp perihal SPBU nya di jadikan tempat pengecoran BBM bersubsidi, juga tidak memberikan jawaban/respon, status Wa handphonenya aktif. (Her)