Gubernur Arinal Temui Massa, Aksi Ribuan Mahasiswa Lampung Berakhir Damai

by -750 Views
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay menemui massa aksi Aliansi Lampung Memanggil (ALM), Rabu (13/4/2022).

BANDAR LAMPUNG – Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi bersama Ketua DPRD Lampung, Mingrum Gumay dan Kapolda Lampung, Irjen Pol Hendro Sugiatno menemui massa aksi mahasiswa Lampung dan elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Lampung Memanggil (AML) di Gedung DPRD Provinsi Lampung, Rabu (13/4/2022) siang. Aksi unjuk rasa (unras) ribuan mahasiswa Lampung ini, berakhir damai.

Pantauan lampungterkini. id dilokasi, sebelum menemui dan interaksi langsung dengan perwakilan mahasiswa, Gubernur Lampung didampigi Kapolda Lampung dan Ketua DPRD Lampung meminta kepada aparat kepolisian agar menyingkirkan barikade kawat berduri (barier).

“Semua harus tau dalam posisi saat ini, ada beberapa poin yang sudah saya tampung dan segera kami sampaikan ke pemerintah pusat. Terkait masalah BBM, ini kebijakan pemerintah pusat termasuk provinsi, kabupaten hingga tingkat desa mengikutinya,”kata Arinal dihadapan peserta aksi, Rabu (13/4/2022).

Arinal mengatakan, mengenai persoalan BBM, setiap provinsi mendapat jumlah kuota sama. Karena itu, Lampung pun mendapat jatah pasokannya kuota yang sama seperti provinsi lainnya. Apalagi Provinsi Lampung, merupakan pintu gerbang baik dari Sumatera ke Jawa atau pun sebaliknya.

“Ini menjadi tangungjawab termasuk dengan kebijakan minyak goreng hingga BBM tersebut. Jadi yang semestinya kuotanya untuk warga lampung. Tapi karena digunakan banyak orang, jadilah langka dan ini sedang kami cari solusinya dan kami harap bersabar,”ujarnya.

Menurutnya, mengenai kenaikan harga harga BBM, semua tergantung perkembangan minyak dunia.

Terkait persoalan minyak goreng, lanjut Arinal, adalah tanggungjawab pemerintah pusat. Namun hal itu ,tidak berarti pmerintah provinsi lepas tangan, maka dari itu pihaknya bertanggungjawab termasuk untuk minyak goreng.

“Saya ingin tanya sama adik-adik mahasiswa, apakah tidak menemukan minyak goreng. Kan sekarang ini ada, tapi memang harganya yang mahal,”kata dia.

Arinal menambahkan, Lampung sebagai jalur distribusi minyak goreng, berupanya untuk mencari solusi. Namun yang membuat harga naik, bukanlah pemerintah.

“Saya menghargai adik-adik mahasiswa apabila bersama pemerintah, mencari tau dimana biang minyak goreng ini mahal. Yang jelas, pengawasan minyak goreng menjadi tanggungjawab bersama,”tandasnya.

Selanjutnya, Arinal dan perwakilan peserta aksi yang tergabung dalam Aliansi Lampung Memanggil (ALM) terlihat duduk bersama dan berdiskusi. Dalam diskusi itu, sempat terjadi alot terkait tuntutan yang disampaikan peserta aksi.

Setelah bernegosiasi, Gubernur Lampung dan Ketua DPRD Lampung akhirnya menyepakati dan siap mengakomodir tuntutan dari para peserta aksi mahasiswa Lampung tersebut.

Dalam tuntutannya, selain menolak masa jabatan tiga periode presiden, mahasiswa menolak kenaikan harga BBM, kelangkaan minyak goreng dan BBM jenis solar, lalu menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok (sembako), mewujudkan reforma agraria dan mencabut UU Cipta Kerja. Selain itu, kemudahan kesehatan, pendidikan gratis dan stop kriminalisasi gerakan rakyat.

Meski menyepakati tuntutan dari aksi mahasiswa Lampung ini, Ketua DPRD Lampung, Mingrum Gumay mengatakan, terkait dengan UU Cipta Kerja ini, yakni sudah berada ditataran nasional dan disahkan.

“Untuk UU Cipta Kerja sudah disahkan, bahkan MK juga sudah memutuskan. Akan tetapi, tuntutan mahasiswa ini tetap kami apresiasi,”kata Mingrum.

Kemudian, masa aksi mengultimatum pemerintah untuk segera merealisasikan tuntutan mereka. Setelah itu, meraka (massa aksi) secara bertahap dan perlahan membubarkan diri.

Koordinator aksi Aliansi Lampung Memanggil (ALM), Tommy Pasha mengatakan, aksi yang dilakukan hari ini mendapat sambutan baik dari pihak pemerintah daerah Lampung. Mengenai tuntutan, sudah disampaikan dan diterima oleh Gubernur Lampung dan juga Ketua DPRD Lampung. Selain itu, Ia juga meminta agar pemerintah segera menindaklanjuti tuntutan tersebut.

:Kalau memang tidak ada tindaklanjut dalam waktu (tempo) 3×24 jam, kami (Aliansi Lampung Memanggil) akan menggelar aksi dengan jumlah massa lebih banyak lagi,”kata dia. (Nung/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.