Wamen BUMN : BHC Jadi Destinasi Wisata Terintegrasi Nasional Unggulan Lampung

by -867 Views

BAKUHENI – Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melaksanakan Groundbreaking Masjid BSI, Area UMKM, Renovasi Menara Siger, Creative Hub, Housing Development dan Enterpreneurship Center Bakauheni Harbour City (BHC), salah satu proyek yang digagas PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) di Kawasan Menara Siger, Bakauheni, Lampung pada Rabu (27/10/2021).

Pelaksanaan groundbreaking yang didukung Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan Bank Syariah Indonesia, juga turut dihadiri Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto dan Direksi BUMN.

Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa wilayah Bakauheni, Lampung Selatan sangat potensial, dikelilingi oleh berbagai macam objek wisata, baik wisata sejarah, wisata alam, maupun wisata minat khusus. Hal ini menjadikan Bakauheni memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu hub pariwisata di Pulau Sumatera.

Sedikit kilas balik pada bulan Juli 2020, 3 Menteri (Menteri BUMN, Menparekraf, dan Menhub) berkesempatan mengunjungi kawasan Bakauheni  dan melihat daerah ini sebagai kawasan yang  berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata oleh BUMN yang tentunya akan menggandeng Pemerintah Provinsi Lampung dan juga pihak swasta.

“Saya meyakini, destinasi wisata terintegrasi ini akan menjadi unggulan daerah Lampung, karena selain memiliki panorama alam yang sangat indah, keunggulan lainnya adalah akses keterhubungan yang sangat baik antara Pulau Jawa dan Sumatera yang dihubungkan dengan layanan penyeberangan,” tutur Wamen II BUMN.

Dalam kegiatan groundbreaking pada hari ini, ada 5 obyek yang menjadi fokus utama, dimana dukungan BUMN untuk tahap awal ini total sebesar Rp 45 miliar. Pertama, pembangunan Masjid oleh BSI yang ditarget rampung pertengahan 2022. Akulturasi budaya dan agama melahirkan sisi ikonik sebuah bangunan masjid baik fisik maupun filosofis, yang mengambil bentuk sederhana dari sebuah kotak/persegi yang mana memiliki korelasi terhadap adaptasi dari budaya dan agama.

Kedua, pengembangan area UMKM oleh Bank Mandiri. Bakauheni yang merupakan wilayah dengan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWP) yang strategis. Pengadaan UMKM di Bakauheni khususnya di Menara Siger menjadi opsi yang tepat sebagai penarik minat pengunjung sekaligus menunjang kebutuhan berwisata serta meningkatkan perputaran roda perekonomian sekitar bagi pelaku ekonomi maupun wilayah itu sendiri.

Ketiga, proyek Menara Siger sebagai bangunan Pemprov Lampung yang akan direnovasi oleh BRI. Menara Siger telah menjadi ikon Lampung yang sangat kuat. Bangunan ini akan direnovasi menjadi landmark yang dapat digunakan untuk menikmati view laut dan bukit, plaza dan tugu titik nol km Sumatera sebagai ruang multifungsi.

Keempat, Creative Hub oleh BNI. Saat ini, kegiatan wisata berbasis komunitas relatif minim dengan jarak tempuh yang cukup jauh dari pusat wisata utama pelabuhan (Menara Siger). Dengan adanya Creative Hub ini diharapkan dapat menunjang kebutuhan berwisata berbasis komunitas serta meningkatkan roda perputaran ekonomi dan menjadi generator aktivitas  bagi pelaku komunitas maupun wilayah Lampung.

Dan kelima, Housing Development and Enterpreneurship Center oleh BTN. Konsep ini menghadirkan area yang memberikan capacity building bagi para pelaku pengembang ekosistem perumahan di Wilayah Lampung.

Adapun tantangan terbesar sebuah daerah wisata adalah mendatangkan masyarakat untuk berkunjung. Sementara wilayah Lampung, selain alamnya bagus, juga sudah memiliki pasar. Kunci sukses sebuah destinasi wisata adalah 4 A Attraction, Access, Amenities dan Ancillary.

“Attraction, memiliki panorama alam yang sangat indah. Access,  layanan ferry dan jalan tol. Lalu, kita akan bangun hotel sebagai Amenities  dan Ancillary, unsur pendukung lainya,” kata Wamen II BUMN Kartiko.

Ia juga berharap pembangunan tahap satu BHC ini mendapatkan dukungan dari masyarakat Lampung untuk keberhasilan destinasi terintegrasi, dan diharapkan yang paling menikmati adalah masyarakat Lampung.

Kawasan pariwisata terpadu BHC yang akan dibangun diatas lahan dengan luas total 214 hektare ini akan menjadi kawasan pariwisata tepi laut terbesar dan berkelas dunia yang berada di Sumatera. Di kawasan pembangunan tahappakan Pembangunan kawasan BHC ini tentu akan merubah daerah yang tadinya hanya dilewati atau daerah transit menjadi daerah destinasi wisata. Pada tahap awal yang dimulai dengan groundbreaking pada Rabu (27/10) ini yakni rencana  pengembangan kompleks Menara Siger seluas 3,8 hektare sebagai area budaya yang terintegrasi dengan Masjid Bakauheni seluas 3000 meter persegi berkapasitas 2.000 jemaah.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan jika melihat data penyeberangan ASDP, dari total 49 juta yang dilayani di seluruh Indonesia, lintasan Merak-Bakauheni sendiri berkontibusi sebesar 42,2 persen atau sekitar 20,7 juta penumpang yang menyeberangi Jawa-Sumatera setiap tahunnya. Selain itu, didukung adanya Tol Trans Sumatra yang sudah menghubungkan Lampung Selatan hingga Palembang saat ini dan akan terus dikembangkan hingga Provinsi Aceh.

“Sehingga, ada potensi yang sangat besar disini, utamanya dalam pengembangan BHC ini. Bakauheni dikelilingi ragam obyek wisata mulai dari sejarah, alam dan pariwisata minat khusus serta akses transportasi dan infrastruktur tol yang sangat mendukung kelancaran,” ujarnya.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan bahwa pembangunan kawasan pariwisata terintegrasi BHC ini dirancang dengan konsep integrated tourism complex, dimana beberapa spesifik magnet yang dibangun akan menjadi destinasi dan daya tarik wisata pada kawasan dimaksud, sekaligus menjadi hub dalam sistem jaringan pariwisata.

“Hal ini sesuai dengan niat kita semua bahwa kawasan pariwisata terintegrasi BHC ini akan membangkitkan ekonomi rakyat, mewujudkan Lampung Berjaya, serta Indonesia yang maju dan sejahtera,” ujarnya.

Kawasan BHC ini akan memberikan dampak multiplier effect mulai dari menciptakan bangkitan transportasi, penyerapan tenaga kerja lokal selama pembangunan dan saat pengoperasian, mengangkat seni dan budaya Lampung, serta mengangkat produk unggulan UMKM lokal serta kuliner khas lampung dan lain lain.

“Dengan adanya komitmen dan upaya akselerasi seluruh pihak, saya optimis proyek ini dapat terwujud pada tahun 2022, lebih cepat dari target 2024. Saya yakin BHC ini akan menjadi kawasan pariwisata terintegrasi nasional, yang mampu menarik wisatawan baik domestik maupun asing untuk datang ke ujung pulau Sumatera ini,” kata Gubernur. (Her/*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.