Meninggalnya Pasien Covid 19 Asal Sidomulyo Sisakan Rasa Takut dan Was-was Bagi Warga Sekitar

by -1147 Views
Kondisi pasar Sidomulyo lengang, foto : Slamet Riyadi

LAMPUNG SELATAN – Pedagang di sekitar area toko orang tua dari pasien yang meninggal dengan Nomor 75, berinisial A (34) Warga Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, salah satu pasien dengan kasus baru terkonfirmasi positif covid-19, terasa sepi dalam beberapa hari belakangan ini.

Berdasarkan hasil penulusuran Lampungterkini.com di lokasi pasar tersebut tampak terasa lengang tak seperti biasanya bahkan ada beberapa toko di sekitar area di dapati dalam kondisi tertutup dengan alasan mencari aman dan takut.

 

Keresahan para pedagang bukan karena tampa alasan, menyusul meninggalnya anak dari orang tua pedagang toko beberapa waktu yang lalu yang sebelumnya sempat dirawat di ruang isolasi di rumah sakit pemerintah di Kalianda.

Diketahui, pasien masuk rumah sakit dan melakukan Swab pada Selasa (29/92020), bersama dengan orang tuanya berinisial M (58). yang kini tengah melakukan isolasi juga di salah satu rumah sakit pemerintah.

Keduanya di rawat di rumah sakit namun kondisi anak nya dengan jenis kelamin Laki-laki berinisial A (34) kondisi nya menurun, yang akhirnya meninggal dunia.

Tutik (34) warga sidodadi pedagang kopi sejak hari rabu tokonya sudah tutup, padahal toko nya sangat ramai di banding dengan toko yang lain, sebelum buka saja para pembeli sudah mulai antri untuk membeli.

“Toko M orang tua dari A (34) yang meninggal sangat ramai mas, di banding dengan toko yang lain nya. Agen nya pun datang dari dari luar daerah ada yang dari Bandarlampung, karena banyak pelanggan nya jadi gak tau juga kalau ada yang di luar jawa,” kata dia, Sabtu (3/10/2020).

“Sejak di kabarkan sakit hingga anak nya meninggal beberapa toko di samping tutup dan kondisi pasar sepi sekali, perputaran usaha turun sangat drastis. Saya sebetulnya takut mas, apalagi terdengar anak dan orang tua toko ini di kabarkan positif terkonfimasi covid-19 tambah ngeri,” tuturnya.

“Saya sendiri di marahi anak saya jangan dagang dulu, dengan alasan takut tertular penyakit tersebut, namun gimana lagi dagangan saya banyak kalau gak dijual gimana. Saya meminta di lingkungan toko di semprot untuk memutuskan mata rantai penyebaran nya,” tambahnya Wiji yang kebetulan juga warga Desa Sidodadi.

Saunem (65) salah satu pedagang mengatakan, pasar nya sepi, setelah meninggalnya anak yang punya toko dan kabarkan yang punya toko juga di rawat dan mempunyai gejala sama seperti anak nya.

“Sebelum nya saya sempat ngobrol sama bapak M ini namun gak tau kalau dia sendiri juga kena covid-19 juga, dia bertanya kok pasar tambah sepi aja ya bu, eh kok besok harinya di kabarkan dia di rawat dan anaknya meninggal,” ungkapnya.

“Sampean lihat sendiri banyak warung dan toko pada tutup dengan alasan menghindari dulu dari pada dari pada ketularan. Kami berharap adanya himbauanlah dan sosialisasi dari pihak-pihak tertentu agar bisa meyakinkan para pedagang agar tidak resah dan takut, ada ketegasan terkait semua itu, kalau sementara ini pada tutup, kalau disuruh dagang ya kami akan dagang meskipun was-was,” kata Saunem.

(Slamet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.