Ini Kata Keluarga Pasien BPJS Warga Palas Pasemah Yang Meninggal di Selasar RSUAM

by -124 Views
Jenazah Muhammad Rezky Mediansori alias Kiki (21) saat akan dibawa ke Pemakaman TPU Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas Lampung Selatan, Selasa siang (11/2/2020). Foto: Slamet.

LAMPUNG SELATAN-Muhammad Rezky Mediansori alias Kiki (21) seorang pemuda warga Dusun Pasar Senin Baru, Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Lampung Selatan didiagnosa alami penyakit demam berdarah dengue (DBD) meninggal dunia di selasar Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Bandarlampung, Senin (10/2/2020) sore sekitar pukul 16.30 WIB.

Jenazah Kiki, anak kedua dari pasangan Lilik Ansori dan Maliyana yang terlantar di RSUAM lantaran tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal dan baik dari rumah sakit plat merah dan nomor satu di lampung tersebut, telah dimakamkan di TPU Palas Pasemah, Selasa siang (11/2/2020) tadi dengan diiringi isak tangis.

Terkait beredarnya video yang viral di media sosial pasca meninggalnya Kiki, dibantah oleh pihak RSUAM. Dalam bantahannya melalui rilisnya tersebut, Direktur Pelayanan RSUAM, dr. Pad Dilangga mengatakan, bahwa pasien Rezky sudah ditangani sesuai prosedur penanganan pasien BPJS dan dia juga membantaj kalau pasien Rezky ditelantarkan.

Hasil didiagnosa pihak Rumah Sakit, Rezky alias Kiki tidak hanya alami penyakit demam berdarah dengue (DBD), tapi juga alami penyakit grato entiritis akut (diare) dan Hepatitis (Inspeksi Hati).

Terkait klarifikasi pihak manajemen RSUAM, pihak keluarga Rezky pun menyampaikan bantahan. Menurut keluarga Rezky alias Kiki, memang betul kalau keponakannya Kiki tersebut mendapatkan pelayanan. Tapi pelayanan yang tidak baik sejak almarhum Kiki  tiba di RSUAM mulai Minggu (9/2/2020) pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

Menurut Agus Saputra alias Ujang, salah seorang kerabat pasien Kiki saat ditemui di lokasi pemakaman membenarkan sepupunya Kiki meninggal di RSUAM Senin sore kemarin sekitar pukul 16.30 WIB lantaran tidak segera ditangani dengan tepat oleh pihak rumah sakit meski sudah jelas didiagnosa penyakit DBD. Jenazah sepupunya tersebut, sampai di rumah duka di Desa Palas ini Senin (10/2/2020) petang kemarin sekitar pukul 18.00 WIB (maghrib).

“Alamrhum Kiki ini, masuk di UGD RSUAM Minggu pagi sekitar pukul 06.00 WIB setelah dirujuk dari RSUD Bob Bazar Kalianda. Saat itu infus yang terpasang di tangan sepupu saya Kiki ini, masih bawaan dari Rumah Sakit Bob Bazar Kalianda. Jadi di RSUAM ini hanya diberikan oksegen saja, pelayan lainnya tidak ada,”ucapnya.

Setelah seharian di UGD RSUAM, kata pria yang akrab disapa Ujang ini, sepupunya ini dititipkan di ruangan syaraf. Ia merasa heran, padahal sepupunya itu didagnosa alami penyakit DBD tapi kenapa dititipkan sementara di ruangan syaraf.

“Diruangan itu, kondisinya Kiki kritis dan juga kejang-kejang sembari teriak kesakitan sehingga menggangu pasien yang ada di ruangan syaraf. Lalu Kiki dipindahkan ke ruangan lain yang ternyata ruangannya seperti gudang, saya tidak begitu paham apa nama ruangannya itu,”ungkapnya.

Karena tidak mendapat pelayanan serta penanganan medis yang serius, akhirnya Kiki  meninggal dunia saat berada dilorong selasar RSUAM.

“Jadi saat di RSUAM, sepupu saya Kiki ini dipindah-pindah terus dan anehnya dipindahnya juga tidak jelas ruangannya sampai akhirnya meninggal saat berada di selasar. Saat itu, saya sempat emosi, karena dua orang petugas rumah sakit yang sempat membawa Kiki untuk dipindahkan ke ruangan mau pergi begitu saja dan petugas itu hanya diam saja,”jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Ahyar yang juga kerabat pasien Kiki kepada Lampungterkini.com saat dilokasi pemakaman dengan raut wajah penuh kekesalan dia mengatakan merasa kecewa terhadap pelayanan RSUAM.

“Kami masih tidak terima apa yang telah dilakukan pihak RSUAM terhadap Kiki sepupu saya ini. Karena fakta benar adanya, tidak adanya pelayanan apalagi tindakan yang serius menangani pasien. Pelayanan rumah sakit pemerintah ini, benar-benar buruk dan tidak maksimal khususnya untuk keluarga miskin,”ungkap Ahyar dengan nada kesal.

Bahkan warga Desa Palas Pasemah juga, banyak yang mengungkapkan kekecewaan atas pelayanan pihak RSUAM yang tidak segera melakukan tindakan dan memberikan pelayanan maksimal bagi pasien warga tidak mampu. (Met)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.